Monday, November 8, 2010

Anita dan Lola

Pada suatu hari di sebuah desa, hiduplah seorang wanita tua, yang memiliki 2 anak, mereka berdua bernama Anita dan Lola.
Kedua anak ini mempunyai sifat yang berbeda.
Anita bersikap rendah hati, tidak durhaka kepada orang tuanya, suka membantu, menyayangi binatang dan lingkungan, selalu bersopan santun dan tidak pernah bersalah.
Tetapi, Lola bersikap sombong, durhaka kepada orang tua, tidak suka membantu, tidak menyayangi binatang dan lingkungan, tidak pernah bersopan santun dan selalu bersalah.
Suatu hari Raja mengadakan sebuah sayembara, yang bersuara :

Sayembara Raja.

“Bagi semua wanita yang sudah berumur 20 atau 19 tahun, dimohon datang ke pesta dansa malam besok, para wanita juga harus memakai gaun dansa yang paling bagus yang dimiliki, serta memakai perhiasan yang paling bagus yang dimiliki. Agar, Pangeran Ramayana dapat memilih pasangan hidupnya untuk selama-lamanya”

Mendengar sayembara itu, Anita dan Lola bercakap-cakap dengan bersemangat di toko gaun.

Anita:”Aduh, adik!kira-kira gaun apa ya, yang akan kita pakai?”
Lola :”Aduh, aku juga bingung, kakak!tapi, mari kita memilih gaun dulu kakak!”
Anita :”Aku suka dengan gaun yang berwarna putih yang indah itu!”
Lola :”Aku suka gaun yang berwarna oranye yang berhiaskan zamrud itu!”
Anita :”Ayo, kita beli gaun ini, adik!”
Lola :”Ayo!”
Anita :”Berapa harga gaun ini, Bibi Nora?”
Bibi Nora :”Harganya 10 koin perak, Anita!”
Lola :”Berapa harga gaun ini, Bibi Nora?”
Bibi Nora :”Harganya 5 koin perak, Lola!”
Anita :”Apa boleh kami membelinya, Bibi Nora?”
Bibi Nora :”Tentu boleh, Anita”
Anita+Lola :”Kami akan membeli gaun ini, Bibi Nora!”
Bibi Nora :”Baiklah!, 2 keponakanku yang manis!”
Anita :”Bibi Nora, kami ingin bertanya, di mana kami bisa membeli perhiasan?”
Bibi Nora :”Hmm…Seingatku, Nyonya Rani menjual perhiasan, sekarang aku ingin bertanya, mengapa kalian membeli gaun dan perhiasan?”
Lola :”Kami ingin mengikuti sayembara Raja, Bibi Nora!yang diumumkan oleh Patih Bito!”
Bibi Nora :”Ya, aku juga mendengarnya kemarin di pasar jam 05. 30. ”
Anita :”Apakah anak Bibi Nora, Sirna, juga akan mengikuti sayembara ini?”
Bibi Nora :”Sepertinya tidak, karena wajahnya melepuh 1 tahun yang lalu, karena dia terkena termos yang panas ketika terpeleset!”
Anita :”Kasihan sekali, Sirna!”
Lola :”Syukurin itu, si Sirna. Hahaha. ”
Anita :”Huss!adik, itu tidak sopan!”
Lola :”Biarkan saja, kakak. ”
Anita :”Ayo kita pergi saja ke toko perhiasan Nyonya Rani!, Bibi Nora, kami pergi dulu, Bibi Nora, sampai jumpa!”
Bibi Nora :”Iya, sampai jumpa, anak-anak!”

Setelah itu, mereka berjalan kaki 5 meter.
Setelah berjalan 1 jam, akhirnya, Anita dan Lola sampai di toko perhiasan Nyonya Rani.
Mereka bercakap-cakap lagi dengan bersemangat.

Anita+Lola :”Selamat sore Nyonya Rani!, kami ingin membeli perhiasan. ”
Nyonya Rani :”Selamat sore, kalian ingin membeli perhiasan apa, anak-anak?”
Anita :”Saya ingin membeli kalung mutiara dan cincin peremata berwarna biru, Nyonya Rani!”
Lola :”Kalau saya, saya ingin membeli kalung zamrud dan cincin zamrud, Nyonya Rani!”
Nyonya Rani :”semuanya ada 12 koin perak, anak-anak!”
Anita+Lola :”Ini uangnya!”
Nyonya Rani :”Terima kasih, silahkan mencobanya!”
Anita+Lola :”Terima kasih, Nyonya Rani!”
Nyonya Rani :”Terima kasih kembali, sampai jumpa!”
Anita+Lola :”Sampai jumpa, Nyonya Rani!”

Akhirnya, mereka segera membawa pulang gaun dan perhiasan mereka.
Saat mereka sampai di pagar rumah, mereka segera masuk dan mengintip ke dalam kamar ibunya.
Betapa terkejutnya mereka, ternyata ibunya sakit demam tinggi!.
“Ibu!”seru Anita, ”Ibu tidak apa-apa?!panas sekali kening ibu!saya ambilkan obat dan kompres dulu ya, Ibu!, tunggu sebentar!”.
Ibunya menjawab dengan lembut sambil memegang lengan Anita, ”Tidak perlu, Anita!Ibu baik-baik saja, Anita!Uhuk!Uhuk, Ibu hanya butuh sedikit istirahat saja, Anita!”, Anitalalu mengambil kursi dan duduk di samping ibunya sambil berkata, ”Ibu, Anitasaying kepada Ibu, Anitaingin Ibu sehat selalu, jadi Anitaharus mengurus Ibu!”kata Anitadengan tegas tapi lembut, bunya membelai rambut Anitadan ia menutup matanya untuk selama-lamanya.
“Ibu!bangun Ibu!Ibu jangan tinggalkan kami sekarang, Ibuuu!kembalilah untuk aku dan Lola, Ibu!kumohon, Ibu!huhuhu, Ibu!”seru Anitasambil menangis, Lola menghiburnya”sudah, kakak, jangan bersedih lagi!Ibu sudah beristirahat dengan tentram dan bahagia di surga yang dipimpin oleh Allah dan Putra-Nya;Yesus yang Kristus, kakak!percayalah padaku, kakak. Sekarang, kakak istirahat saja dulu, Lola akan mengurus rumah tangga, ya kakak?!”kata Lola kepada Anita.
“Baiklah, adik, tetapi, kau yakin bisa melakukannya?”tanya Anita, ”tentu bisa, kakak!memangnya kakak kira Lola tidak bisa!huh!”jawab Lola.
Lola keluar dari kamar Ibunya dengan marah, ”Jderrrrr!”terdengar pintu dibanting oleh Lola, ”Adik!pintu kamar Ibu jangan dibanting!nanti rusak!”seru Anita dari dalam kamar.
Malamnya, di kamar Lola, Lola curhat kepada temannya yang bernama Dwi.

Lola :”Dwi, tahu tidak, tadi Ibuku meninggal, kakak Anita sedih, tapi buat apa, Ibu ditangisi. Ibuku tidak pernah membelikanku tas baru, hanya kakak saja yang dibelikan, Huh!Ibu pilih kasih!”
Dwi :”Hei!jangan bilang orang tuamu seperti itu, Lola!kamu tidak menghormati orang tua, padahal orang tua telah bersusah payah membesarkan kita, Lola!, maka jangan anggap orang tua itu pilih kasih, mungkin kakakmu, Anita, tasnya sudah rusak atau mungkin sudah kusam!, apakah aku betul, Lola!?”
Lola :”Saat itu tas kakakku, Anita tidak rusak atau kusam, Dwi. Waktu itu, tas kakakku hanya rusak saja kantung yang ada di dalam tasnya, kata Ibu”Anita, tas kamu masih bisa diperbaiki, berikan tasmu, Anita, supaya Ibu bisa memperbaikinya, anakku!”, tetapi kakakku menjawab sambil merengek-rengek”belikan aku tas baru, Ibu!ayolah, Ibu!ahhhh!Ibu pelit!huaaaaa!”akhirnya dengan terpaksa, Ibu mengambil semua uang tabungannya dan membelikan tas baru untuk kakakku. Lalu, uang tabungan Ibu habis dan kami jatuh miskin, Dwi. Begitu ceritanya, apa komentarmu, Dwi?”
Dwi :”Menurutku, kakakmu itu sangat manja, Lola. Aku mau tanya Lola, pada umur berapakah kakakmu itu meminta tas baru kepada Ibumu?”
Lola :”5 hari sebelum aku naik kelas, ke kelas 5 SD Putri Jaya Maika Lusiana. Begitu Dwi”
Dwi :”Payah sekali kakakmu, itu. Sekarang jam berapa ya?!ya ampun!sekarang sudah jam 21. 30!aduh aku terlambat pulang setengah jam!aku pulang dulu ya, Lola!dahhhh, Lola!”
Lola :”Dah, Dwi. Sampai ketemu besok, jangan lupa pakai gaun yang paling bagus ya, dahhhhhhhhhh!hoahhhhm, oh aku mengantuk sekali. Aku akan tidur sekarang. Selamat malam kakak, selamat malam Ibu. Hoahhhhmmmm”

Setelah seluruh rumah sunyi senyap, Dwi mengintip ke gang MUNAROH. Setelah menengok ke kanan-kiri ia masuk ke dalam gang MUNAROH, yaitu jalan menuju rumahnya.
Saat terlelap, Lola bermimpi bahwa saat ia meninggal, ia hidup di neraka, ia disuruh untuk melayani raja neraka dan ratu neraka yaitu Acewy dan Wasawomeck.
Beserta putri-putrinya, Ibunya berusaha untuk membebaskannya dari neraka, dan berhasil!.
Mereka terbang ke surga, dan akhirnya Lola bangun dengan bahagia.
Terdengar suara lembut yang membangunkannya.
“Lola!, Lola!, bangun adik, ini sudah pagi jam 05. 00”kata Anita, ”hoaahhhm, baiklah kakak, aku bangun!”jawab Lola sambil melompat turun dari tempat tidur.

Anita :”Adik, ayo kita mandi, supaya segar!”
Lola :”Baik kakak, tapi di mana alat mandinya?”
Anita :”Ups!, aku lupa mengambilnya di kamarku!kuambil dulu ya, adik!, tunggu sebentar!
Lola :”Baik, sementara itu aku akan mengambil pakaian!”

Sambil mandi, mereka menyanyi:

Ayah dan Ibu.

Oh, Ayah.
Perjuanganmu melindungi keluarga.
Perjuanganmu menafkahi keluarga.
Perjuanganmu menuruti permintaan keluarga.
Sungguh pantas dipuji.
Terima kasih, Ayah.
Oh, Ibu.
Perjuanganmu memasak untuk keluarga.
Perjuanganmu membersihkan rumah untuk keluarga.
Perjuanganmu mengajari keluarga.
Patut dicontoh.
Terima kasih, Ibu.

Setelah mandi dan berpakaian, mereka berangkat ke pasar untuk membeli :
• Beras.
• Sayur.
• Lauk pauk.
• Buah.
• Susu.

Mereka berangkat ke pasar yang bernama pasar Cakrawala dengan berjalan kaki.
Di perjalanan menuju pasar cakrawala, mereka bercakap-cakap.

Anita :”Adik, sarapan hari ini, kamu ingin dibuatkan apa?”
Lola :”Saya ingin dibuatkan sup bayam dengan sambal yang tidak terlalu pedas. ”
Anita :”Baik, adik. Kamu ingin buah apa?”
Lola :”Saya ingin buah apel, jeruk, semangka dan jambu. ”
Anita :”Baik, adik. Kamu ingin susu rasa apa?”
Lola :”Saya ingin susu rasa stroberi. ”
Anita :”Baik, adik. Kita sudah sampai di pasar cakrawala, adik!”
Lola :”Iya, kakak!”

Mereka masuk ke pasar cakrawala dengan tertib, mereka pun masuk ke dalam toko beras.

Nyonya Stela :”Halo, anak-anak. Selamat pagi, kalian ingin membeli beras berapa kilogram?”
Anita+Lola :”Halo, Nyonya Stela. Selamat pagi, kami ingin membeli beras 2 kilogram, Nyonya Stela!”
Nyonya Stela :”Baiklah, tunggulah di sini beberapa menit, ya!”
Anita+Lola :”Baik, Nyonya Stela!”
Nyonya Stela :”Ini berasnya!, dan aku menaruh kejutan di dalam kantung ini!tetapi, kalian tidak boleh mengintip, ya!”
Anita+Lola :”Terima kasih Nyonya Stela. Sampai jumpa, Nyonya Stela!”
Nyonya Stela :”Sampai jumpa, anak-anak!”

Mereka segera keluar dari toko beras Nyonya Rani dan mereka bercakap-cakap lagi di dalam toko sayur Pak Dedi.

Pak Dedi :”Selamat pagi, anak-anak!kalian ingin membeli sayur apa?”
Anita :”kami ingin membeli sayur:

• Bayam.
• Cabai.
• Tahu.
• Tempe.
• Wortel.
• Seledri. ”

Pak Dedi :”Hmmm. Semuanya 30 koin perak. Anak-anak!aku akan mengambil sayurannya dulu, ya!”
Lola :”Baik, Pak Dedi!”
Pak Dedi :”Ini, anak-anak!sampai jumpa, anak-anak!”
Anita :”Ini uangnya, Terima kasih!sampai jumpa Pak Dedi!”

Sekarang, mereka masuk ke toko buah Bibi Laura.

Bibi Laura :”Selamat pagi, anak-anak!kalian ingin membeli buah apa?”
Anita :”Selamat pagi, Bibi Laura!. Kami ingin membeli buah :

• Apel.
• Jeruk.
• Semangka.
• Jambu. ”

Bibi Laura :”Baiklah, anak-anak. Tunggu di sini, ya. Aku akan segera kembali. ”
Anita+Lola :”Baik, Bibi Laura!”
Bibi Laura :”Ini, semuanya harganya 20 koin perak, anak-anak!sampai jumpa anak-anak!”
Anita+Lola :”Ini uangnya, Bibi Laura!sampai jumpa Bibi Laura!”

Mereka berjalan lagi, melewati beberapa toko.
1 toko, 2 toko, 3 toko.
Akhirnya, mereka sampai di toko susu.

Paman James :”Halo, anak-anak!selamat pagi!kalian ingin membeli susu rasa apa?”
Anita :”Halo, Paman James!selamat pagi!kami ingin membeli susu rasa :

• Stroberi.
• Coklat.

Paman James :”Baiklah anak-anak!akan kuambilkan sebentar susu di rak itu!”
Lola :”Baik, Paman James!”
Paman James :”Ini, susunya!harganya 12 koin perak!sampai jumpa, anak-anak!”
Anita :”Ini uangnya!terima kasih, Paman James!sampai jumpa!”

Mereka akhirnya selesai berbelanja.
Sampai di rumah, Anita bertanya kepada Lola.

Anita :”Adik, apakah kamu melihat Dodi?, aku tidak melihatnya seharian ini!?”
Lola :”Dodi?!, Dodi yang tinggal di pinggir Sungai Cipeun?, aku melihatnya kemarin. Dia mengantar Dwi, temanku. Tetapi, seingatku, sebelum aku curhat, Dwi bilang “rumahku yang berada di pinggir Sungai Cipeun akan digusur oleh Pak Ramatyo”. Begitu, kakak!”
Anita :”Aduh, gawat!padahal aku berjanji akan membuatkan kue bolu untuk Dwi dan kakaknya, Dodi!”

“Kring-kring!ini Pak Pos!ada surat untuk Nyonya Anita dan Nyonya Lola!”seru Pak Desmanta, seorang tukang pos.
“Iya, tunggu sebentar!”seru Lola, sambil berlari kecil ke arah pintu rumah.
“Ini, Nyonya!suratnya, terima kasih!”kata Pak Desmanta.
“Oh, iya. Terima kasih, Pak Desmanta!”jawab Lola.
Lola memberikannya kepada Anita.

Lola :”Ini, kakak suratnya!”
Anita :”Terima kasih, adik!aku akan membaca, dari siapa surat ini!”
Lola :”Iya, kakak. Aduh!hampir saja lupa, aku harus menyiram tanaman!”
Anita :”Baiklah!akan kubaca dulu sebentar surat ini!”

Setelah Lola pergi ke halaman, Anita membaca pengirim surat di amplop”Dwi Maharani Dewintara, kecamatan Sugeng Ayu, Jawa timur, 11347. Bukankah, ini alamat Dwi! tetapi, akan kubaca dulu isi suratnya”kata Anita, sambil mengeluarkan isi amplop.
Ini adalah isi surat Dwi :

Halo, Anita dan Lola. Apa kabar?hari ini rumahku telah digusur oleh Pak Ramtyo. Dodi mengajakku pindah ke rumah kami dulu, sebelum pindah ke pinggir Sungai Cipeun. Kalian pasti kebingungan mencariku. Maaf ya, Anita. Aku dan Dodi tidak jadi berkunjung ke rumahmu. Karena, Dodi sedang sakit demam. Jadi, aku harus merawat Dodi dan mengurus rumah. Kasihan Dodi, sudah sejak seminggu kemarin dia demam. Ini alamat rumahku yang sekarang.
Jalan Mawar Putih. Blok Munaroh-23. Kecamatan Sendra Sugeng MatayuJawa Tengah. 12335.
Di dalam surat ini, Dodi memberikan sekuntum mawar merah untuk Lola. Dan, surat ini aku tulis sebelum pindah. Salam untuk semuanya.

“Terima kasih Dwi, telah mengirimkan surat ini, kami berdua sudah sangat khawatir”kata Anita dalam hati.
Segera diambilnya mawar pemberian Dodi kepada Lola.
“Wangi sekali bunga mawar ini, aku harus memberikannya kepada Lola!”kata Anita dengan sedikit sedih”kalau saja ini untukku, aku akan menyematkannya di gaunku. ”kata Anita.
Ia berjalan dengan pelan menuju halaman rumah untuk menemui Lola.

Anita :”Lola! Lola!, ada sekuntum bunga mawar untuk kamu, dari Dodi!”
Lola :”Oh, iya! letakkan saja di vas bunga yang ada di kamarku!dan tolong ganti air di vas bungaku, ya kakak!”
Anita :”Baiklah! aku belum memasak sarapan, adik!”
Lola :”Iya, nanti akan Lola bantu membuat sarapan!, tinggal 2 pot bunga lagi, kakak!”
Anita :”Ya sudah, aku akan mencuci sayur mayur dan berasnya dulu, ya!”
Lola :”Iya!”

“Hmmm, ternyata ada surat juga untukku”kata Lola saat ia masuk ke rumah.
“Dari Raden Muhamadyah Dodi Ageng, kecamatan Sugeng Ayu, Jawa Timur, 11347. Akan kubaca surat ini!”
Ini adalah isi surat Dodi :

Halo, Lola. Apa kabar?, aku sangat rindu pada wajahmu yang cantik. Wangikah bunga mawar yang kuberikan beraroma harum?jika iya, aku sangat senang. Maafkan aku, karena aku sakit demam, aku tidak bisa menemui kalian. Tetapi, ada 1 hal yang ingin kuberi tahu. Aku jatuh cinta padamu. Kemarin, keningku sungguh panas. Jadi, aku tidak bisa mengunjungi kalian. Ini alamat rumahku sekarang Jalan Mawar Putih, Blok Munaroh-23, Kecamatan Sendra Sugeng Matayu, Jawa Tawa Tengah, 12335. Ada sebuah puisi untukmu.

Lola…
Apakah yang sedang kau lakukan?
Aku merindukanmu,
Kuingin meminangmu.
Tetapi,
Engkau akan mengikuti sayembara Raja malam ini.
Itu berarti,
Pinanganku tidak akan diterima olehmu.
Tetapi,
Tidak apa-apa.
Walaupun engkau tidak mendampingiku di sisiku.
Engkau akan selalu terbayang olehku.
Semoga kita bisa berjumpa lagi.

Sekian suratku. Sampai jumpa.

“Dia memang baik, tetapi aku ingin mengikuti sayembara Raja malam ini!”kata Lola dengan tegas.


Anita :”Ayo, adik. Kita memasak sarapan!”
Lola :”Oh, iya. Kakak!kita memasak apa dulu pertama-tama?”
Anita :”Kita akan membuat beras, sambil menunggu beras matang, kita membuat makanan dan susu dulu. Begitu!”
Lola :”Betul!aku akan segera mengambil bahan sarapannya dulu, ya kakak!”
Anita :”Baiklah!”
Ardonies :”Halo, ada sekantung apel yang lupa kalian bawa!”
Lola :”Oh, iya!terima kasih Abang Ardonies!”
Ardonies :”Terima kasih kembali, Adik Lola!”

“Adik!kau lupa merapikan dapur, aduh!dasar adik!hihihi!”kata Anita, ”maaf kakak!tadi ada Abang Ardonies!”jawab Lola.
“Kasihani, nona!saya hanya seorang wanita yang sungguh tua sudah 87 tahun, kasihani, nona!"kata seorang wanita yang sudah tua.
“Pergi sana!carilah uang dengan cara bekerja!bukan dengan cara mengemis!”teriak Lola di hadapan sang wanita tua, ”tolonglah, hanya 1 koin perak sudah cukup, nona”kata wanita tua itu, dengan wajah yang kelihatan sangat marah seperti seekor singa yang terganggu tidurnya, Lola menendang wanita tua itu sampai terjatuh kira-kira 12 meter jauhnya”Lola!apa yang kau lakukan?!ayo, kita memasak sarapan!”kata Anita, ”iya, kakak!”jawab Lola.

Anita :”Adik, tolong ambilkan sayur mayur!”
Lola :”Iya, kakak!”
Anita :”Sepertinya, kamu terlihat sedikit tidak enak badan, ada apa adik?”
Lola :”Tidak apa-apa, kakak!aku hanya sedikit pusing, itu saja!”
Anita :”Jika kamu pusing, beristirahatlah di kamar!supaya pusingmu cepat hilang!”
Lola :”Baik, kakak!”

Dengan tubuh lesu, Lola pergi menuju kamarnya.
Anita berpikir”mengapa adik aneh sekali hari ini, biasanya Lola seperti ini setelah mengusir seseorang, siapakah yang diusir oleh Lola?”setelah beberapa menit, Anita pergi ke luar rumah.
Ia menengok ke kiri dan ke kanan, untuk melihat seorang pengemis yang sepertinya kesakitan, lalu ia menemukan seorang pengemis, Anita menghampiri sang pengemis.

Anita :”Selamat pagi, nenek!siapa nama anda?”
Pengemis :”Selamat pagi, cucu!saya bernama Wirah, kamu tinggal di mana?”
Anita :”Saya tinggal di Perumahan Mangga Belah, nenek Wirah!nenek Wirah tinggal di mana?”
Pengemis :”Nenek tidak punya rumah!biasanya nenek tidur di jalan, cucu!”
Anita :”Mengapa nenek Wirah tidak punya rumah?”
Pengemis :”Nenek tidak punya rumah, karena rumah nenek digusur oleh Pak Dumahra!”
Anita :”Wah, rumah Pak Dumahra tidak terlalu jauh dari rumah saya, Nenek Wirah!Nenek Wirah saya pulang dulu!”
Pengemis :”Iya, cucu!hati-hati di jalan!”
Anita segera berjalan kaki menuju rumah, Anita melewati jalan pintas supaya cepat.
Sementara itu di rumah, Lola sudah terlelap.
Anita membuka dan menutup pintu dengan perlahan.
Dilihatnya adiknya dengan lembut, sungguh cantik ketika Lola tidur dengan lelap.
Anita sungguh ingin bisa menjadi secantik dan sepintar Lola.
Dulu, ketika Anita bersekolah di SMA Putri Ayu, Anita tidak bisa membayar uang sekolah karena Ayah dan Ibu tidak mempunyai biaya.
Ketika Lola bersekolah di SMA Atmajaya Sugeng Kartini Bangsa, Ayah dan Ibu mempunyai biaya.
Akhirnya, Anita belajar dari Lola.
Anita berkata”oh, adik, kamu sungguh beruntung!sementara kakak tidak beruntung seperti kamu, tapi diterima saja”.
Lola terbangun.

Anita :”Ada apa, adik?”
Lola :”Hoahm, aku haus. Aku ingin minum segelas minuman yang dingin!”
Anita :”Boleh aku ambilkan minuman dingin itu untukmu?”
Lola :”Baiklah!lagi pula Lola sedang ingin pergi ke lemari pendingin!”
Anita :”Kakak akan kembali beberapa menit lagi!”
Lola :”Baik, kakak!”

Anita berjalan menuju ke dapur, langsung saja ia pergi ke lemari pendingin dan segera mengambil 1 botol minuman dingin dan segera mengambil 2 gelas dan memasukkan isinya ke dalam gelas itu perlahan-lahan.
Anita segera kembali ke kamar Lola, di mana Lola sedang duduk membaca sebuah buku.

Anita :”Ini, adik minuman dinginnya!”
Lola :”Terima kasih, kakak. Wah, enaknya minuman dingin ini!”
Anita :”Betul sekali, adik!”
Lola :”Aduh, kepalaku pusing sekali, kakak!aku ingin kembali tidur, boleh kakak?”
Anita :”Tentu boleh!aku ingin meraba dulu keningmu. Aduh, panas sekali! Kamu harus istirahat, Lola!”
Lola :”Iya, kakak. Oh, kepalaku sangat pusing, kakak!”
Anita :”Bagaimana kalau kita pergi ke dokter, adik?”
Lola :”Baik, kakak!”

Anita segera menuntun Lola pergi ke luar rumah, ke rumah Cecilia.
Ibu Cecilia adalah seorang dokter.
Ketika Anita membunyikan bel rumah Cecilia, Cecilia masuk dengan wajah tersenyum kecil.
“Ada apa dengan Lola, Anita?”tanya Cecilia.
“Kening Lola panas, aku datang ke sini untuk menemui ibumu, Cecilia!”kata Anita.
“Ya ampun! Aku akan memanggilkan ibuku dulu, ya!”kata Cecilia dengan panik dan berlari meninggalkan ruang tamu.
Ia kembali dengan ibunya, Dokter Ceci.
“Anita, tolong letakkan Lola di sini!”kata Dokter Ceci.
“Baik, Dokter Ceci!”kata Anita seraya meletakkan punggung dan kaki Lola di atas tempat tidur yang sudah disediakan khusus untuk pasien.
“Dia hanya panas keningnya saja, Anita!”kata Dokter Ceci.
“Terima kasih, Dokter Ceci”kata Anita lega.
Di rumah, mereka minum sirup jeruk.
Sore hari, mereka berdua mandi.
Segera saja, mereka pergi ke kerajaan Raja.
Saat sampai, mereka segera pergi ke ruang dansa.
Sambil menunggu pesta dansa dimulai, mereka melihat pemandangan kota dari balkon istana.
Setelah beberapa saat menunggu, Pangeran datang.
Nama mereka segera dipanggil.
“Catherine LaBouff, putri jenderal LaBouff. Selestine MunaRe, putri bangsawan MunaRe. Anita Fenerr dan Lola Fenerr, putri almarhum walikota Fenerr.”kata pengawal yang ditunjuk untuk memberitahu nama – nama perempuan yang akan maju menghadap Pangeran Ramayana.
Begitu mendengar nama mereka dipanggil, Anita dan Lola berjalan dengan anggun dan hati – hati supaya tidak terjatuh.
Ternyata, Pangeran Ramayana jatuh cinta pada Anita.
Saat mereka berdua membungkuk dan berdiri, Pangeran Ramayana langsung meminang Anita.

Pangeran Ramayana :”Anita Fenerr, maukah kamu menikah denganku dan menjadi permaisuri di negeri ini?”
Anita :”Tentu saja, aku akan menjadi permaisuri negeri ini Pangeran Ramayana!”
Pangeran Ramayana :”Rakyatku, aku telah memutuskan siapa yang akan menjadi permaisuriku! Dia adalah Anita Fenerr!”

Setelah Pangeran Ramayana menghadap Raja, Anita dan Lola bercakap – cakap.

Lola :”Selamatya, kakak! Aku sangat bahagia untukmu!”
Anita :”Terima kasih, Lola! Lola, maukah kamu menolongku merencanakan pernikahan dan resepsiku besok?”
Lola :”Tentu saja, kakak! Di surat untukku, Doni meminangku! Apakah aku menerimanya, kakak?”
Anita :”Tentu saja, dia baik sekali, Lola! Akan kuminta pada pangeran Ramayana untuk memberikan kalian kamar kosong! Bagaimana jika pernikahanmu dan pernikahanku digabung?”
Lola :”Tentu! Itu ide yang bagus!”

Esok

2 comments: