Sunday, November 7, 2010

Anak Baru Itu Penuh Misteri

Anak baru itu bernama Rini.
Sering kulihat, saat istirahat di kelas ia selalu membaca buku cetak, eksis, catatan, PS dan PR pelajaran-pelajaran hari ini.
Sikapnya pendiam, selalu mendapat nilai bagus saat ulangan, pintar, rajin belajar dan disukai teman-teman di kelas.
Aku berkata di dalam hati”nanti ada kelas Pak Awang, Guru Bahasa Indonesia. Nanti aku, Rini dan teman-teman akan disuruh menyanyikan lagu bebas sambil bergaya!”kataku dengan panik”aduh, bagaimana ini!aku lupa minggu lalu, Hari Sabtu!pasti Rini bisa menyanyi sambil bergaya nanti di depan kelas!”.
Tiba-tiba ada seseorang yang mengguncang tubuhku dari belakang, aku menoleh.
Ternyata itu adalah Pak Awang, Guru Bahasa Indonesia.
“Selamat pagi, Pak Awang!”kataku dengan sopan dan hormat”Selamat pagi juga, Mita!apa yang sedang kaulakukan di sini?”kata Pak Awang.
“Saya sedang menunggu Ratih membeli buku cetak PKN, minggu lalu, Hari Sabtu bukunya hilang!entah ke mana!”jawabku.
“Minggu lalu, Hari Sabtu Pak Banjo, Guru PPKN, menemukan sebuah buku cetak PPKN. Mugkinkah itu milik Ratih?”tanya Pak Awang, ”tidak mungkin Pak Awang, karena buku cetak PPKN dibawa pulang ke rumah!"jawabku dengan nada bingung.
“Mohon anak kelas 2 SD sampai kelas 6 SD berbaris dan memasuki kelas!”kata Ibu Kania, Ibu Kepala sekolah.
“ Mita, aku sudah selesai membeli buku cetak PPKN yang baru!hanya harus dituliskan nama, kelas dan banyak lagi yang harus ditulis di sampulnya, itu saja!”kata Ratih saat mendekati Mita dan Pak Awang.
“Selamat pagi, Pak Awang!hari ini pelajaran pertama adalah PPKN, kita harus cepat, Mita!”kata Ratih lagi dengan terburu-buru.
“Baiklah, Ratih!nanti aku akan menyusul, kamu pergi saja ke kelas lebih dulu!”ucapku dengan tegas kepada Ratih.
“Baiklah, Mita!sampai jumpa di kelas!”jawab Ratih.
Aku segera berpamitan kepada Pak Awang”sampai jumpa, Pak Awang!Mita pamit dulu karena sudah waktunya masuk ke kelas”.
Pak Awang menjawab”baiklah, Mita!Pak Awang juga berpamitan menuju ke kelas 6B!”
Mita hanya tersenyum kecil, lalu segera berlari menuju ke dalam kelas.
Pas sekali ketika Ratih dan Hanah masuk ke dalam kelas.
Langsung kulihat Rini sedang duduk sambil menghafalkan lagu yang akan ia nyanyikan di depan kelas.
Pak Banjo langsung masuk dengan cepat, lalu duduk di kursinya.
Sambil menoleh ke kiri dan ke kanan, Pak Banjo mengangkat sebuah buku cetak, yaitu buku cetak PPKN.
“Buku milik siapa ini?!, jika ada yang kehilangan, mohon maju ke depan kelas untuk mengambilnya!”kata Pak Banjo dengan suara yang keras.
Tiba-tiba, Rini mengangkat tangannya.
“Buku itu milik saya, Pak Banjo! saya lupa untuk meletakkannya di dalam tas saya!”kata Rini dengan tegas tetapi lembut.
Pak Banjo pun menghampiri Rini dan mengelus rambut Rini dengan lembut.
Kepala Rini tertunduk ke bawah.
Akhirnya, aku ingat mengapa buku cetak PPKN Rini tertinggal.
Aku mengeluarkannya dari tas Rini dan menyembunyikannya di bawah mejaku.
Aku mencuri buku cetak PPKN Rini karena aku iri pada Rini.
Pak Banjo segera memberikan buku cetak PPKN kepada Rini, lalu berdiri dan berkata dengan suara keras”siapa yang meletakkan buku cetak PPKN Rini di bawah meja Mita?!, mengakulah dan saya akan memaafkan anak yang menyembunyikan buku cetak PPKN!”
Aku dan Lala mengangkat tangan.

Pak Banjo :”Mita dan Lala! Bagaimana jika kita berbicara di depan kelas?”
Aku :”Baik, Pak Banjo!”
Lala :”Baik, Pak Banjo!”
Pak Banjo :”Ayo, ikuti saya! Rini ikuti saya juga!”
Aku + Lala + Rini :”Baik, Pak Banjo!”
Pak Banjo :”Mita dan Lala, kenapa kalian meletakkan buku cetak PPKN Rini di bawah meja?”
Aku + Lala :”Karena kami iri pada Rini! Rini selalu mendapat Ranking 1! Sementara kami Ranking 2 dan Ranking 3!”
Pak Banjo :”Oh, begitu! Ayo, minta maaf pada Rini!”
Aku + Lala :”Maaf, Rini! Kami berjanji tidak akan melakukannya lagi!”
Rini :”Tidak apa – apa! Bagaimana jika kita menjadi 1 kelompok belajar?”
Aku + Lala :”Boleh juga! Bagaimana jika kita ajak juga Luna?”
Rini :”Tentu saja!”

Mereka bertiga segera duduk kembali, Pak Banjo tersenyum ke arahku, Lala dan Rini.
Kami pun melanjutkan pelajaran PPKN dengan tenang.
Ketika istirahat, aku mentraktir Lala, Rini dan Luna.
Kami makan ayam dengan nasi dan susu Milo dingin.
Kami sangat menikmati makanan dan minuman itu.
Kami kembali ke kelas sambil bercakap – cakap.

Aku :”Teman – teman! Bagaimana jika kita menjadi 1 kelompok belajar!”
Lala + Rini + Luna :”Hmmm, boleh juga!”

No comments:

Post a Comment